Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbon. Salah satunya adalah etuna yang di sebut juga asetilena (CH=CH). Ikatan pada alkuna disebut ikatan tidak jenuh. Ketidak jenuhan ikatan rangkap tiga karbon-karbon lebih besar dari ikatan rangkap dua pada alkena, oleh kaeran itu kemampuanya beraksi juga lebih besar.
Struktur Alkuna
Alkuna
mempunyai rumus umum CnH2n-2. Alkuna yang paling
sederhana adalah etuna (C2H2). Dan mempunyai rumus
struktur H- C=C – H.
Menurut
Parlan dan Wahjudin,2005, alkuna di bedakan menjadi tiga jenis berdasarkan
posisi ikatan rangkap tiganya yaitu:
1. Alkuna terminal, jika ikatan rangkap
tiga terletak di ujung rantai.
2. Alkuna internal, jika ikatan rangkap
tiga terletak di tengah rantai.
Tata nam Alkuna
1. Sistem IUPAC
Pemberian nama alkuna dengan system
IUPAC dengan menggantikan akhiran –ana pada nama alkane terkait dengan akhiran
–una. Untuk molekul alkuan yang rantainya panjang, rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan ganda tiga mempunyai nomor rendah. Posisi ikatan ganda tiga
di tunjukan dengan nomor dari atom karbon yang berikatan ganda tiga yang lebih
rendah.
2. Nama Umum
Nama umum di gunakan untuk
alkuna-alkuna sederhana.Dalam pemberian nama umum, alkuna di anggap sebagai
turunan asetelina (C2H2) yang satu atau dua atom
hidrogenya di gantikan oleh gugus alikil.
Sifat- sfat Alkuna
Secara
umum sifat – sifat fisika alkuna sifat- sifat fisika alkane dan alkana,
diantara lain:
1.
Alkuna suka rendah pada temperatur kamar berwujud gas, sedangkan
yang mengandung lima atau lebih atom karbon berwujud cair.
2. Berat jenisnya lebih kecil dari air.
3. Merupakan senyawa non polar tidak
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut- pelarut organik non polar, seperti
eter, benzene, dan karbon tetraklorida.
4. Semakin banyak jumlah atom dan
percabangan atom semakin tinggi titik didihnya .
Reaksi- Reaksi Alkuna
1. Reaksi Adisi
a. Adisi Halogen, bromine dan klorin
dapat mengadisi pada alkuna seperti halnya pada alkena.
b. Adisi Hidrogen, dengan pengaruh
katalis logam – logam transisi (Pt, Pd, dan Ni) hydrogen dapat mengadisi pada
alkuna dan menghasilkan senyawa alkana.
c. Adisi Air (Hidrasi), hidrasi alkuna
biasanya di lakukan dengan menggunakan katalis merkuri sulfat. Reaksi ini
biasanya mengikuti kaidah Markovnikov, tetapi yang di peroleh bukan alcohol, melainkan
suatu keton.
2. Reaksi Oksidasi
a.
Oksidasi oleh KMnO4, Apabila alkuna di reaksikan
dengan larutan kalium permanganate pada kondisi yang agak netral, terjadi
reaksi oksidasi dan di hasilkan senyawa α-diketon.
b.
Oksidasi
oleh Ozon. Ozona lisis terhadap alkuna yang di ikuti dengan hidrolisis
mengakibatkan terjadinya pemaksa pisahan seperti yang terjadi pada alkena.
Reaksi ini dapat digunakan identifikasi posisi ikatan ganda tiga pada suatu
alkuna, melalui identifikasi hasil- hasil reaksinya.
c.
Reaksi
pembenbtuka Asetilida
Reaksi
pembentukan asetil tidak hanya terjadi pada alkuna terminal. Alkuna terminal
dapat beraksi dengan basa kuat seperti NaNH2, pereaksi grinard, atau
pereaksi organotilium, dan menghasilkan ion asetelida.
Pembuatan Alkuna
Pembuatan
alkuna dapat di tempuh dengan dua azas yaitu:
1. Pembentuka rantai yang mengandung
ikatan ganda tiga karbon- karbon secara sederhana, hal ini dapat di katakan
pembuatan alkuna dengan mengubah bukan alkuna menjadi alkuena.
2. Perpanjangan rantai karbon yang
telah memiliki ikatan ganda tiga secara sederhana, hal ini dapat di katakan
pembuatan alkuna, dengan mengubah alkuna menjadi alkuna lain.
0 komentar:
Posting Komentar